Selasa, 10 November 2009

Fenomena Naik-Turunnya Citra Suatu Lembaga

Akhir-akhir ini, kita dihadapkan dan disuguhkan pada suatu fenomena yang luar biasa dan bisa menjadi suatu pelajaran hidup yang berharga. Bagaimana tidak, ketika suatu institusi yang merasa telah sukses membunuh dan membasmi beberapa orang yang mereka anggap sebagai musuh kentetraman masyarakat dan mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara (ini versi dan pandangan mereka) sehingga mendapat acungan jempol dan pujian dari sana-sini.
Namun belum lama acungan dan pujian itu dinikmati, tiba-tiba kasus besar lain yang tidak disangka dan tidak diduga menimbulkan suatu gelombang yang maha dahsyat yang dengan begitu mudah menghancurkan dan menenggalamkan citra yang baru saja di raihnya.
Lantas apa yang bisa kita ambil dari hikmah itu.....? Ketika Allah sudah berkehendak, dengan mudah orang dimuliakan atau dihinakan.
Maka berhati-hatilah ketika sedang dimuliakan..... dan bersabarlah ketika dihinakan...... itu semua adalah sebuah ujian atas keimanan kita. Insya Allah. Amin.

Menyikapi Pemberitaan

Akhir - akhir ini pemberitaan di media begitu gencar mengabarkan perselisihan antar pihak / pejabat negara atau lembaga negara terkait tuduhan kasus korupsi dan pemerasan serta kasus perbankan.
Diperlukan sebuah kearifan untuk menyikapi permasalahan tersebut agar diri kita tidak terjebak pada suatu opini atau sikap yang bisa jadi keliru atau tidak tepat. kita harus pandai-pandai memfilter, menganalisa secara benar baru bisa bersikap.
Apabila kita tidak mampu melakukan hal itu karena ketidakcukupan informasi, maka sebaiknya kita tidak usah berkomentar atau menyebarkan opini / pendapat kita kepada orang lain.
Sebagai bahan renungan, silakan melihat dan merenung ayat-ayat dibawah ini, semoga menjadikan diri kita lebih berhati-hati. Insya Allah. Amin.


Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. 49:6)


(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (QS. 24:15)


Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akherat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. (QS. 24:14)


Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta. (QS. 24:13)

Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu'minin dan mu'minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata:"Ini adalah suatu berita bohong yang nyata". (QS. 24:12)


Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang hak (al-Qur'an) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka(kenyataan dari) berita berita yang selalu mereka perolok olokkan. (QS. 6:5)


Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu). (QS. 4:83)


Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.Janganlah kamu kira berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu.Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. (QS. 24:11)