Sabtu, 06 Februari 2010

Bersyukur Dalam Kekecewaan

Pasti ada yang menarik sebelah kiri atau kanan bibir pembaca, ketika membaca judul posting ini. Kenapa...?
Secara teori dan konsep, orang sabar dalam kecewa dan bersyukur karena kebahagiaan. Oh ya.. kalau itu memang memang dan prinsip dasar. Tapi apa yang ingin yang saya bagikan, bagaimana kecewa bisa menjadi kebahagiaan dan bahagia tetap menjadi kebahagiaan....
Tahun ini keberuntungan belum berpihak pada diri, meskipun secara analisa dan pandangan orang disekitar, diri ini pantas memperoleh keberuntungan itu. Namun benarkah analisa orang-2 disekitar diri itu...? Karena yang tahu diri kita ya kita sendiri.
Kalau kita dengar komentar dan analisa orang-2 disekitar, maka seolah-olah ada yang seharusnya menjadi hak tapi belum diberikan.... tapi coba kita renung dan tanya pada diri sendiri... adakah satu hal saja alasan yang bisa membangunkan kesadaran kita bahwa ada kelemahan diri yang tidak tampak oleh orang lain.... Ingat Jendela Jauhari ?
Ketika diri menemukan kelemahan yang tertutup sehingga orang tidak melihatnya, maka disitulah diri dapat menempatkan pada posisi yang seharusnya.... bahwa "Anda memang wajar jika belum mendapatkan keberuntungan itu"
Dengan demikian maka diri dan hati anda tidak bergejolak. Anda dengan kesadaran diri dapat menerima kenyataan. Pada gilirannya anda jauh menjadi lebih baik karena menemukan kekurangan dan dapat memperbaikinya.
Itulah makna bersyukur atas ke-belum-beruntung-an. Karena diri menemukan kelemahan, dan mendapat kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.
Bayangkan jika diri senantiasa beruntung dan mendapat kebehagiaan terus.... maka semakin sempit dan jauh diri bisa menemukan kelemahan dan kekurangan diri. Pada akhirnya akan terjerembab pada keselahan dan kelemahan yang selama ini tidak pernah disadari dan tidak pernah diketahui.
Salam Damai dan Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar